NASIONAL – Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Dinkes Kepri) mencatat lebih dari 24 ribu warga di wilayahnya positif menderita penyakit tuberkulosis (TB). Temuan ini didapat dari hasil skrining terhadap lebih dari 70 ribu warga yang terindikasi TB.
“Skrining adalah langkah pertama pencegahan penularan sekaligus penanganan sakit TB,” ujar Kepala Dinkes Kepri, Mochammad Bisri, di Tanjungpinang, Jumat (tanggal tidak disebutkan).
Meski skrining telah dilakukan terhadap puluhan ribu warga, Bisri menyebutkan bahwa pencapaian Kepri baru menyentuh angka 35 persen dari target nasional sebesar 70 persen.
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, dan bisa sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan baik. Penyakit ini menyerang paru-paru dan bisa menular melalui udara.
Bisri menjelaskan, rendahnya angka pemeriksaan bisa disebabkan oleh dua faktor. “Kemungkinan karena pengambilan sampel yang salah, atau memang jumlah penderita TB di Kepri tidak sebanyak yang diperkirakan,” tuturnya.
Adapun ciri-ciri warga yang terindikasi TB antara lain batuk berdahak lebih dari satu minggu, terkadang mengeluarkan darah, serta mengalami keringat dingin pada malam hari.
Seluruh warga yang terkonfirmasi positif TB telah mendapatkan pengobatan melalui fasilitas kesehatan pemerintah seperti puskesmas. Obat anti tuberkulosis (OAT) diberikan secara gratis dan harus dikonsumsi secara rutin selama enam bulan.
“Penyakit TB termasuk jenis sakit kronis karena dapat berlangsung lama dan merusak organ tubuh. Jika tidak diobati dengan benar, bisa berakibat fatal,” terang Bisri.
Namun begitu, ia memastikan pengobatan sejauh ini cukup efektif. “Alhamdulillah, warga positif TB di Kepri rata-rata sudah sembuh setelah mengonsumsi OAT,” lanjutnya.
Untuk menekan angka penyebaran, Bisri juga membagikan sejumlah kiat pencegahan penyakit TB. Beberapa di antaranya adalah vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guérin) sejak dini, menghindari kontak langsung dengan penderita TB, serta menjalani hidup sehat.
“Jika ada kontak erat dengan penderita TB, ikuti prosedur pencegahan yang tepat. Pola makan bergizi, olahraga teratur, dan tidak merokok juga membantu memperkuat daya tahan tubuh,” paparnya.
Ia juga menekankan pentingnya sirkulasi udara yang baik di rumah dan tempat kerja, serta pemeriksaan rutin jika muncul gejala mencurigakan. “Mengikuti pengobatan secara lengkap dan tepat, serta edukasi yang menyeluruh tentang TB bisa mencegah penularan dan meningkatkan kesembuhan,” jelas Bisri.
“Dengan mengikuti kiat-kiat tersebut, kita dapat membantu mencegah TB dan mengurangi risiko penularan,” tutupnya.