NASIONAL – Bencana hidrometeorologi basah kembali melanda sejumlah wilayah di Indonesia, dengan dampak signifikan di Kota Cilegon, Provinsi Banten, dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Di Kota Cilegon, banjir terjadi pada Minggu (20/4) sekitar pukul 00.30 WIB, tepatnya di Kelurahan Tamansari, Kecamatan Pulomerak. Curah hujan tinggi di kawasan Merak menyebabkan saluran air tersumbat akibat tumpukan sampah. Akibatnya, air meluap dan merendam 339 unit rumah, memengaruhi setidaknya 1.017 jiwa.
“BPBD Kota Cilegon bergerak cepat melakukan penyedotan air menggunakan pompa. Kini kondisi dilaporkan sudah mulai membaik,” kata petugas BPBD.
Hidrometeorologi basah juga berdampak di Kalimantan Timur. Sekitar pukul 21.30 WITA pada Minggu malam, banjir setinggi 50 hingga 200 sentimeter merendam Desa Bukit Subur, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara. Sebanyak 141 rumah terdampak, termasuk tiga tempat ibadah dan dua fasilitas kesehatan. Total 457 jiwa merasakan dampak langsung, meski sebagian warga masih bertahan di rumah masing-masing.
“Evakuasi terus dilakukan, serta pendataan kerugian juga sedang berjalan,” jelas BPBD Penajam Paser Utara.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan bahwa potensi cuaca ekstrem masih tinggi selama masa peralihan musim ini. BNPB juga mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan melakukan pencegahan mandiri.
“Warga diimbau untuk melakukan mitigasi mandiri, seperti membersihkan saluran air dan memperkuat struktur rumah di daerah rawan,” ujar BNPB dalam keterangan tertulisnya.
Kondisi ini menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi yang kini semakin sering terjadi seiring perubahan iklim global.