PBB Dikabarkan Rutin Kirimkan Bantuan Kemanusiaan ke Lebanon

Pemain Liverpool Mohamed Salah dan Trent Alexander-Arnold. Foto : Istimewa

FAKTA GRUP – Badan-badan dan mitra Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terus menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat yang terdampak krisis di Lebanon di tengah meningkatnya ketegangan, ungkap juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stéphane Dujarric, dalam konferensi pers harian pada Selasa (5/11).

Pada hari Senin (4/11), Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Tengah (UNRWA) mengirimkan pasokan medis dan bahan bakar untuk generator listrik ke kamp pengungsi Palestina di Burj Shimali, yang terletak di Tyre, Lebanon selatan. Selain itu, konvoi kemanusiaan juga mengirimkan obat-obatan, pasokan medis, serta perlengkapan kebersihan ke pusat kesehatan di Labweh, wilayah Baalbeck-El Hermel.

Program Pangan Dunia (WFP) juga aktif memberikan bantuan, mencapai lebih dari 2 juta orang yang rentan di Lebanon. WFP menyediakan bantuan pangan darurat dan program rutin, termasuk kepada para pengungsi Lebanon dan warga Suriah yang melarikan diri ke negara tetangga.

Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) bekerja sama dengan otoritas lokal untuk mendukung pembukaan kembali sekolah bagi sekitar 387.000 anak-anak Lebanon, termasuk yang tinggal di pengungsian atau wilayah terdampak konflik. Langkah ini merupakan bagian dari rencana tanggap darurat untuk memastikan akses pendidikan bagi anak-anak di 326 sekolah umum yang sebelumnya digunakan sebagai tempat penampungan.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperingatkan bahwa situasi di Lebanon telah mencapai tingkat krisis yang melebihi masa perang tahun 2006. Fasilitas kesehatan, staf medis, dan sumber daya di negara itu terus mengalami serangan, memperburuk keadaan sistem kesehatan Lebanon yang sudah rentan.

“Mitra kemanusiaan kami sangat prihatin bahwa dengan memburuknya konflik dan meningkatnya kebutuhan, permintaan untuk makanan, obat-obatan, tempat tinggal, dan pasokan penting lainnya semakin tinggi,” kata Dujarric.

Dia juga menyoroti perlunya pendanaan mendesak untuk menjaga keberlanjutan bantuan kemanusiaan di Lebanon. Hingga saat ini, dari dana bantuan senilai 426 juta dolar AS yang diluncurkan pada awal Oktober, baru sekitar 19 persen atau 80 juta dolar AS yang telah diterima.

Dujarric mendesak negara-negara donor untuk segera merealisasikan komitmen mereka dalam bentuk dana tunai agar bantuan kemanusiaan dapat terus berjalan dan merespons kebutuhan yang terus meningkat di lapangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *