Proyek IDRIP Resmi Ditutup, Kepala BNPB: Kapasitas Hadapi Gempa dan Tsunami Meningkat

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat memberikan sambutan dalam acara penutupan Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (30/10/2025). (Foto: Istimewa/BNPB)

Faktabandung.id, NASIONAL – Proyek inisiatif untuk ketangguhan menghadapi bencana, Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP), yang dimulai sejak 2021 lalu, kini telah resmi berakhir. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengharapkan, dengan usainya dukungan proyek ini, kapasitas kelembagaan BNPB, BPBD, dan masyarakat dalam menghadapi bahaya gempa bumi dan tsunami dapat meningkat signifikan.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, pada acara penutupan IDRIP yang berlangsung di Graha BNPB, Jakarta, pada Kamis (30/10/2025).

Proyek ini secara khusus memfokuskan pada upaya peningkatan infrastruktur, peralatan pendukung, serta sumber daya manusia (SDM) di daerah-daerah yang memiliki potensi bahaya gempa bumi dan tsunami pada tingkat sedang hingga tinggi.

“Program IDRIP ini telah berlangsung selama 5 tahun, BNPB berharap capaian bersama ini dapat meningkatkan kemampuan pemerintah daerah, khususnya di titik-titik yang diprediksi bisa terjadi gempa bumi dan tsunami yang ada di 34 provinsi dan 30 kabupaten/kota,” ujar Suharyanto.

Kepala BNPB menambahkan, dukungan dari IDRIP tersebut juga dimanfaatkan untuk membantu pembangunan gedung pusat pengendalian operasi (Pusdalops) di daerah-daerah rawan, lengkap beserta peralatannya.

Bangun Data Center ‘Rated 3’

Di hadapan perwakilan kementerian/lembaga, BPBD provinsi, kabupaten/kota, serta Bank Dunia, Suharyanto memaparkan sejumlah capaian BNPB lainnya melalui optimalisasi pemanfaatan IDRIP.

Salah satu capaian menonjol adalah pemetaan detail risiko bencana tsunami yang telah dilakukan di 156 desa, tersebar di 26 kabupaten dan 16 provinsi.

Selain itu, BNPB juga berhasil membangun data center baru yang berlokasi di Sentul, Jawa Barat, dengan sertifikasi ANSI/TIA-942-C Facility – Rated 3. “Sertifikasi tersebut menempatkan BNPB sebagai satu-satunya institusi pemerintah yang memiliki fasilitasi data center dengan sertifikasi design dan facility Rated 3.”

Lampaui Target Pelatihan SDM

Sementara itu, pada aspek peningkatan kapasitas SDM, proyek ini juga melampaui target. “Sebanyak 1.033 pejabat dan staf dari BNPB dan BMKG memanfaatkan IDRIP untuk mengikuti pelatihan. Angka tersebut telah melebihi target sebelumnya, yakni 800 orang.”

Indikator kesuksesan juga terlihat di tingkat komunitas. “BNPB mencatat 82,49 persen dari jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam pelatihan atau advokasi secara kuantitatif melalui kuisioner merasa siap untuk merespons jika terjadi bencana. Angka ini melebihi target yaitu sebesar 80%.”

Melalui IDRIP, Suharyanto mengatakan, bantuan Bank Dunia secara khusus mendukung program Desa Tangguh Bencana (Destana). Total Destana yang diinisiasi BNPB sebelumnya dan ditambah dengan dukungan IDRIP kini berjumlah 1.506 desa.

Proyek membangun ketangguhan ini diinisiasi pascabencana masif yang terjadi pada 2018 lalu (Gempa Lombok, Tsunami Palu-Donggala, dan Tsunami Selat Sunda). Bencana tersebut menunjukkan bahwa tantangan yang dihadapi saat itu tak hanya infrastruktur yang belum memadai, tetapi juga kapasitas SDM.

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) diimplementasikan oleh BNPB dan BMKG untuk meningkatan kapasitas dari sisi hulu hingga hilir dalam menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *