Yayasan Matauli Siap Cetak ABK Pekerja Migran, Wamen P2MI Dorong Kolaborasi dan Sosialisasi

Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani berbicara dalam kunjungan Yayasan Matauli ke KemenP2MI Jakarta. (Dok. Ist)

NASIONAL – Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani, memberikan arahan kepada Yayasan Maju Tapian Nauli (Matauli) terkait peluang penempatan anak buah kapal (ABK) pekerja migran ke luar negeri. Negara-negara seperti Spanyol dan Jepang disebut sebagai destinasi potensial.

“Yayasan Matauli meminta arahan soal peluang kerja dan bagaimana menumbuhkan minat siswa-siswi mereka untuk bekerja sebagai ABK pekerja migran prosedural di luar negeri. Tadi kami sampaikan, peluang sebagai ABK cruise ship juga terbuka saat ini,” kata Christina dalam keterangan tertulis KemenP2MI, Rabu (11/6).

Dalam pertemuan di kantor Kementerian P2MI tersebut, Christina menjelaskan bahwa bekerja sebagai ABK pekerja migran bisa menjadi solusi untuk meningkatkan taraf hidup keluarga. Selain itu, kementerian juga memiliki berbagai skema kerja sama penempatan pekerja migran, termasuk skema Government to Government (G to G) dengan Korea Selatan.

Yayasan Matauli, yang berlokasi di Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, memiliki Sekolah Tinggi Kelautan dan Perikanan (STKP) dengan sekitar 250 mahasiswa. Selain itu, yayasan juga menaungi SMA unggulan dengan total 1.200 siswa.

Christina turut mengapresiasi adanya kurikulum Bahasa Jerman dan Jepang di SMA tersebut. Menurutnya, hal ini menjadi modal penting bagi siswa untuk bersaing secara global.

“Kehadiran pelajaran bahasa tersebut semakin mempermudah lulusan Matauli untuk bersaing di pasar global,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa KemenP2MI siap menggandeng BP3MI Sumatra Utara untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada siswa dan masyarakat di Tapanuli Tengah mengenai pentingnya bekerja secara prosedural ke luar negeri.

“Kita juga punya BP3MI Sumatra Utara. Nah, nanti kita gandeng melakukan sosialisasi,” jelas Christina.

Sementara itu, Ketua Yayasan Matauli, Fitri Kristinawati Tandjung, mengatakan pihaknya sangat terbuka untuk menjalin kerja sama. Kunjungan mereka ke KemenP2MI bertujuan membuka peluang penempatan kerja di sektor kelautan dan perikanan.

“Ternyata tadi disampaikan oleh Ibu Christina, begitu banyak kesempatan di luar negeri sebagai ABK pekerja migran, seperti dari perusahaan-perusahaan di Spanyol, Jepang, dan Korea Selatan,” ungkap Fitri.

Fitri berharap sosialisasi dari KemenP2MI dapat menjangkau lebih banyak mahasiswa STKP. “Kami berharap bisa ada kerja sama untuk turut mensosialisasikan kepada mahasiswa-mahasiswi kami soal kesempatan bekerja di luar negeri,” ujarnya.

Ia menambahkan, sebagai sekolah yang berada di wilayah pesisir dan memiliki fokus pada perikanan serta kelautan, informasi tentang peluang kerja di luar negeri sangat dibutuhkan.

“Kami merasa sekolah kami juga perlu akses informasi yang lebih luas, karena selama ini informasi, kesempatan dan peluang kerja di luar negeri sangat sedikit,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *