Krakatau Posco Luncurkan KP Sisterhood Program, Dorong Pembangunan Berkelanjutan di Cilegon

Aksi City Cleaning yang merupakan rangkaian dari KP Sisterhood Program melibatkan lebih dari 300 relawan terdiri dari karyawan Krakatau Posco dan para mitra kerjanya. (Ist)

NASIONAL – PT Krakatau Posco, hasil kerja sama antara PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan POSCO Korea, resmi meluncurkan KP Sisterhood Program sebagai bentuk komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan di Kota Cilegon.

Program ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan masyarakat secara terarah dan terintegrasi melalui kolaborasi lintas sektor antara perusahaan, mitra kerja, dan masyarakat setempat.

“Program Sisterhood ini merupakan tonggak penting dalam mewujudkan nilai pertumbuhan bersama antara Krakatau Posco, mitra kerja, dan masyarakat lokal,” ujar Presiden Direktur Krakatau Posco, Jung Bum-Su, dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

KP Sisterhood Program menyasar tiga wilayah strategis di Kota Cilegon: Tegal Ratu, Kubangsari, dan Samangraya. Program ini diharapkan mampu menjadi katalisator pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat, serta menciptakan ekosistem lingkungan yang tangguh dan berkelanjutan.

Salah satu kegiatan utamanya adalah City Cleaning, aksi bersih-bersih kota yang melibatkan lebih dari 300 relawan. Mereka terdiri atas karyawan Krakatau Posco dan mitra kerja yang membersihkan berbagai ruang publik seperti taman-taman kota. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari peringatan Global Volunteer Week 2025.

Tak hanya itu, Krakatau Posco juga bekerja sama dengan Krakatau Posco Energy (KPE) dalam pemasangan 11 unit panel surya di dua taman kota: enam unit di Taman Geger Cilegon dan lima unit di Taman Layak Anak.

“Langkah ini mempertegas komitmen perusahaan terhadap pemanfaatan energi terbarukan dan pengurangan emisi karbon, sekaligus menjadikan ruang publik lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” jelas Jung Bum-Su.

Dukungan terhadap inovasi lingkungan juga ditunjukkan oleh Pemerintah Kota Cilegon yang memperkenalkan Tungku Sangkrah, inovasi dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Gebers. Alat pengolah sampah berbahan dasar tong bekas ini dapat mengurangi polusi udara sekaligus menghasilkan produk bernilai ekonomis seperti pupuk, arang, dan bahan bakar alternatif.

Menariknya, asap dari tungku tersebut disalurkan ke kolam berisi tanaman eceng gondok yang berfungsi sebagai penyaring alami, menjadikannya solusi ramah lingkungan yang potensial untuk lingkungan perkotaan.

Jung Bum-Su menegaskan pentingnya kolaborasi dalam program ini. “Kami percaya bahwa melalui komunikasi, kolaborasi dan pemahaman yang berkelanjutan, kita dapat tumbuh bersama dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Kota Cilegon,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *