Eddy Soeparno: Ekonomi Karbon Jadi Masa Depan Baru Indonesia

Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno. Dok. Ist

NASIONAL – Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menegaskan bahwa Indonesia tengah bersiap memasuki era ekonomi karbon sebagai model ekonomi baru. Hal ini disampaikannya dalam sambutan kunci pada pertemuan tahunan Asosiasi Migas Indonesia (Indonesian Petroleum Association/IPA) di Jakarta, Kamis (tanggal disesuaikan).

“Dengan sumber daya alam seperti hutan, mangrove, dan gambut serta pengembangan sumber-sumber energi terbaru ke depannya, Indonesia berpeluang menuai pendapatan baru untuk negara dari perdagangan karbon, pengembangan low carbon business, sekaligus menguatkan komitmen kita untuk melanjutkan program dekarbonisasi secara nasional,” kata Eddy Soeparno.

Ia menambahkan, ekonomi karbon bukan hanya memberikan peluang finansial, tetapi juga manfaat lingkungan dengan menurunkan emisi karbon. “Ibarat menembak dua sasaran dengan satu peluru,” ujar Eddy.

Menurutnya, pengembangan usaha rendah karbon seperti hidrogen, amonia, dan teknologi penangkapan serta penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS) memberikan dampak ekonomi yang luas.

“Dalam hal pengembangan CCS misalnya, kita akan memperoleh manfaat berupa investasi dalam jumlah besar, transfer teknologi, penyerapan tenaga kerja, dan kemampuan menyerap karbon baik dari dalam maupun luar negeri,” jelas Eddy.

Indonesia, kata Eddy, memiliki kapasitas penyimpanan karbon terbesar di kawasan Asia. Hal ini menjadikan negara seperti Jepang, Korea, dan Singapura sangat tertarik untuk berinvestasi di sektor CCS di Indonesia.

Ia percaya bahwa potensi ekonomi karbon di Indonesia bisa menjadi sumber pendapatan negara yang signifikan jika dikelola dengan baik. “Pengembangan CCS, perdagangan karbon, dan hibah karbon merupakan sebagian kecil dari ekonomi karbon yang perlu dikembangkan agar Indonesia memiliki sumber pendapatan negara yang baru. Baik dari pajak transaksi karbon, jasa penyimpanan karbon, maupun industri pendukung lainnya dari bisnis karbon rendah,” ungkap Eddy.

Sebagai pimpinan MPR, Eddy menyatakan komitmennya untuk mendukung percepatan pengembangan bisnis karbon rendah di Indonesia.

“Saya mendukung tumbuhnya kegiatan ekonomi baru dari sektor karbon. Bahkan saya juga akan mendorong agar berbagai inisiatif rendah karbon di sektor migas masuk dalam revisi Undang-Undang Migas, yang Insya Allah akan kami bahas di DPR dalam waktu dekat,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *