Gunung Semeru Erupsi Empat Kali pada 4 April 2025, Status Siaga Ditetapkan

Gunung Semeru erupsi, Jumat (4/4/2025) pagi. (Ist)

NASIONAL – Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak Mahameru yang mencapai 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Jumat pagi, 4 April 2025, Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur, mengalami erupsi sebanyak empat kali. Erupsi ini memuntahkan abu vulkanik hingga ketinggian 800 meter di atas puncak, menghasilkan kepulan asap tebal yang terlihat dari berbagai wilayah sekitar.

Erupsi pertama terjadi sekitar pukul 05.00 WIB, dengan kolom letusan yang mencapai 800 meter di atas puncak, atau sekitar 4.476 mdpl. Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ini mengarah ke timur laut. Aktivitas vulkanik ini terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 160 detik. Erupsi ini tentu menambah kekhawatiran dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat sekitar.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, menjelaskan bahwa erupsi susulan terjadi pada pukul 06.28 WIB, 07.15 WIB, dan 08.23 WIB, dengan ketinggian kolom letusan yang bervariasi antara 500 hingga 800 meter di atas puncak. Warna abu yang dikeluarkan bervariasi antara putih hingga kelabu, dengan intensitas tebal mengarah ke timur laut dan utara. Semua erupsi terekam dengan amplitudo dan durasi yang sedikit berbeda, namun tetap menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menetapkan status Gunung Semeru pada level III atau Siaga, mengingat tingginya potensi bahaya dari aktivitas vulkanik yang terus berlangsung. Oleh karena itu, PVMBG mengeluarkan beberapa rekomendasi penting untuk keselamatan masyarakat. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak.

Selain itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena potensi bahaya lontaran batu pijar. Di luar radius 13 km, masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, guna menghindari bahaya perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Potensi lahar juga perlu diwaspadai pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Kewaspadaan dan kepatuhan terhadap rekomendasi PVMBG sangat penting untuk meminimalkan risiko bencana dan melindungi keselamatan masyarakat. Aktivitas vulkanik Semeru ini menunjukkan potensi bahaya yang cukup besar, dan masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi terbaru dari pihak berwenang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *