Status Naik Awas, 300 Warga Lumajang Dievakuasi Akibat Erupsi Gunung Semeru

Tim petugas gabungan mengevakuasi ratusan orang warga terdampak material vulkanis letusan Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, Rabu. (Dok. BPBD Jatim)

Faktabandung.id, NASIONAL – Aktivitas vulkanik di Jawa Timur kembali meningkat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa hingga Rabu malam, sebanyak 300 warga di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terpaksa dievakuasi ke tempat pengungsian. Langkah ini diambil guna menghindari potensi bahaya dari material vulkanik pasca erupsi Gunung Semeru.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengonfirmasi situasi tersebut. Ia merinci bahwa ratusan warga yang dievakuasi berasal dari wilayah yang paling dekat dengan sumber luncuran awan panas.

Wilayah terdampak tersebut meliputi Desa Supit Urang dan Desa Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro.

“Data sementara sebanyak 300 warga mengungsi. Namun, pendataan masih dilakukan tim di lapangan,” kata Abdul Muhari saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu malam.

Demi keselamatan warga, BNPB bersama tim petugas gabungan telah menyiapkan titik-titik pengungsian sementara. Warga yang dievakuasi saat ini menempati Balai Desa Oro-oro Ombo, Balai Desa Penanggal, dan gedung SD 2 Supiturang di Pronojiwo.

BNPB memastikan akan terus memonitor perkembangan aktivitas vulkanik sekaligus mendampingi pemerintah daerah dalam penanganan dampak darurat bencana ini.

Merespons situasi yang berkembang, Pemerintah Kabupaten Lumajang tengah menyusun penetapan Status Tanggap Darurat. Rencananya, status ini akan berlaku selama tujuh hari, terhitung mulai 19 hingga 26 November 2025.

“Hal ini diharapkan pos komando segera diaktifkan dan penanganan darurat bencana dapat berjalan secara efektif,” tambah Abdul Muhari.

Kronologi Letusan dan Kenaikan Status

Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi BNPB dan Badan Geologi Kementerian ESDM, erupsi Gunung Semeru terjadi pada pukul 16.00 WIB. Tinggi kolom letusan teramati mencapai sekitar 2.000 meter di atas puncak.

Dalam peristiwa tersebut, Gunung Semeru menghembuskan awan panas guguran (APG) dengan jarak luncur mencapai tujuh kilometer dari arah puncak. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara dan barat laut.

Aktivitas erupsi ini terekam jelas di seismogram pos pemantauan gunung api di Lumajang dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sekitar 16 menit 40 detik.

Melihat peningkatan aktivitas yang signifikan dan ancaman bahaya yang meluas, Badan Geologi secara resmi menaikkan status aktivitas Gunung Semeru menjadi “Awas” dari yang sebelumnya berstatus “Siaga”. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, serta mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *