Komet 3I/ATLAS Jadi Ajang Latihan Global NASA dan IAWN Deteksi Ancaman

Komet 3I/ATLAS saat melintas di dekat Matahari. NASA dan IAWN melakukan pemantauan global terhadap objek antarbintang ini sebagai ajang latihan deteksi. (Dok. Ist)

Faktabandung.id, NASIONAL – NASA dan International Asteroid Warning Network (IAWN) secara tiba-tiba memulai kampanye global untuk memantau Komet 3I/ATLAS. Meskipun objek antarbintang ini dipastikan tidak akan berdampak pada Bumi, ia telah menjadi pusat perhatian publik dalam beberapa waktu terakhir.

IAWN sendiri adalah badan yang dibentuk oleh PBB untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah negara-negara di dunia mengenai cara merespons ancaman objek luar angkasa.

Upaya global yang diserukan oleh kedua badan tersebut melibatkan jaringan teleskop, pusat riset, dan sukarelawan di seluruh dunia. Fokus utamanya adalah untuk menguji dan mencari cara terbaik dalam mendeteksi serta memprediksi pergerakan objek yang berpotensi menyebabkan bencana di Bumi.

Pemantauan besar-besaran atas 3I/ATLAS dinilai penting untuk memahami pergerakan komet secara umum. Komet, yang memiliki atmosfer berkabut dan ekor terang, biasanya sangat sulit dipantau, sehingga pergerakannya lebih sulit diperhitungkan dibandingkan asteroid.

Lewat analisis atas Komet 3I/ATLAS, para ilmuwan dapat menguji teknik yang paling akurat untuk mengukur kecepatan, arah, dan bagaimana dampak gravitasi memengaruhi lintasan sebuah komet.

Komet ini, yang memiliki nama resmi C/2025 N1 (ATLAS), pertama kali dideteksi pada 1 Juli 2025. Gambarnya ditangkap oleh teleskop Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) di Chili.

Menurut NASA, lintasannya menunjukkan bahwa objek ini berasal dari sistem bintang lain (antarbintang). Status ini membuatnya disamakan dengan objek antarbintang lain yang sempat membuat heboh publik, yakni Oumuamua (2017) dan Borisov (2019).

Mengutip International Business Times, komet itu berada pada jarak terdekatnya dengan Matahari pada 20 Oktober 2025. Sementara jarak terdekatnya dengan Bumi mencapai 270 juta kilometer dan dipastikan tidak akan berdampak apapun.

Meski disebut tak berdampak untuk Bumi, 3I/ATLAS telah menarik perhatian banyak orang, bahkan ada yang berspekulasi bahwa objek itu adalah buatan alien.

Dalam tulisannya di laman Medium, ahli astrofisika asal Harvard, Avi Loeb, mengatakan objek itu patut jadi perhatian khusus, meskipun secara sederhana, dia mengatakan objek itu tetaplah sebuah komet.

Di sisi lain, ilmuwan NASA berupaya meyakinkan publik jika ATLAS memang sebuah komet alamiah. Penegasan ini disampaikan oleh Tom Statler, seorang ilmuwan senior di Divisi Ilmu Planet NASA.

“Benda itu nampak seperti komet, melakukan hal biasa seperti komet. Bukti-buktinya juga menunjukkan benda ini adalah alamiah,” jelasnya kepada The Guardian.

Data ilmiah pun mendukung hal ini. Teleskop Luar Angkasa Hubble menunjukkan koma samar dan ekor debu, yang menandakan 3I/ATLAS (yang memiliki lebar 5,6 kilometer) berperilaku seperti komet pada umumnya.

Sementara itu, Teleskop Luar Angkasa James Webb mencatat bahwa koma komet mengandung kadar karbon dioksida yang tinggi, sementara aktivitas es air-nya relatif rendah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *