ESDM Gandeng Industri Otomotif Uji Tuntas Bioetanol E10 Sebelum Diterapkan Massal

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi. (Dok. Ist)

Faktabandung.id, NASIONAL – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menggandeng industri otomotif untuk melakukan uji tuntas secara menyeluruh terhadap penerapan bahan bakar minyak (BBM) dengan campuran etanol 10 persen (E10). Pengujian ini krusial untuk memastikan kecocokan bioetanol dengan kendaraan di iklim tropis Indonesia sebelum diimplementasikan secara luas.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menyatakan bahwa proses pengujian akan dilakukan secara komprehensif, mirip dengan pengujian program biodiesel sebelumnya.

“Jadi pengujiannya menyeluruh, statistiknya mesin-mesin seperti apa, korosif atau nggak, filternya diganti berapa, atau karetnya seperti apa, ini nanti akan persis seperti (uji) biodiesel,” ucap Eniya setelah acara di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Jawab Kekhawatiran Publik, Implementasi Bertahap

Pengujian ini juga dirancang untuk menjawab berbagai kekhawatiran masyarakat, seperti anggapan bahwa sifat etanol yang korosif tidak cocok untuk iklim tropis dan berpotensi merusak komponen kendaraan yang terbuat dari karet.

Pemerintah menargetkan implementasi bioetanol E10 dapat dimulai dalam 2-3 tahun ke depan, atau sekitar tahun 2028. Waktu ini akan memberi ruang bagi pemerintah dan industri untuk melakukan berbagai penyesuaian yang diperlukan.

“Dua-tiga tahun ke depan, sekitar 2028,” kata Eniya.

Ia menegaskan bahwa pada tahap awal, penerapan bioetanol belum bersifat mandatori atau wajib. Penjualan Pertamax Green (E5) oleh Pertamina saat ini merupakan bagian dari uji pasar, dan nantinya penerapan E10 akan dimulai pada sektor bahan bakar non-subsidi (non-PSO).

“Nanti bioetanol kami mandatorikan ke wilayah non-PSO dulu, seperti sekarang uji pasar yang 5 persen kan sudah berjalan,” jelasnya.

Belajar dari Sukses Biodiesel

Di kesempatan yang sama, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pemerintah masih menyusun peta jalan (roadmap) untuk implementasi bioetanol E10. Rencana ini terinspirasi dari keberhasilan program mandatori biodiesel yang telah berevolusi dari B10 hingga B40, bahkan ditargetkan mencapai B50 pada tahun 2026.

Menurut Bahlil, implementasi E10 masih menunggu kesiapan pabrik-pabrik etanol, baik yang berbahan baku tebu maupun singkong. Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mengakselerasi pembangunan industri etanol nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *