Tragedi Ojol Meninggal, Rais Aam PBNU Serukan Aparat Sabar dan Kedepankan Dialog

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar, menyerukan semua pihak untuk mengedepankan dialog dan kesabaran dalam menyikapi aksi demonstrasi pasca-insiden meninggalnya pengemudi ojol di Jakarta. (Dok. Ist)

Faktabandung.id, NASIONAL – Meninggalnya seorang pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan, dalam sebuah aksi unjuk rasa di Jakarta menuai keprihatinan mendalam. Menanggapi insiden tragis ini, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar, meminta semua pihak, khususnya aparat keamanan di lapangan, untuk selalu mengedepankan kesabaran, kebijaksanaan, dan dialog dalam menangani aksi demonstrasi.

Sikap tegas dari Rais Aam PBNU tanggapi aksi demonstrasi ini disampaikan sebagai respons atas jatuhnya korban jiwa dalam penyampaian aspirasi. Ia berharap agar tidak ada lagi benturan yang dapat merugikan semua pihak.

“Kami minta aparat untuk senantiasa sabar dan menahan diri, agar tidak terjadi benturan yang dapat merugikan semua pihak,” kata Kiai Miftah di Jakarta, Jumat.

Sebagai pimpinan tertinggi di PBNU, Rais Aam menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga almarhum. Ia mendoakan agar almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

“Kami keluarga besar Nahdlatul Ulama turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran,” ungkapnya.

Kiai Miftah menegaskan bahwa penyampaian aspirasi di muka umum adalah hak konstitusional setiap warga negara yang harus dihormati. Namun, ia juga mengimbau seluruh elemen masyarakat, termasuk peserta aksi, untuk tidak bertindak anarkis dan menghindari provokasi yang dapat memperkeruh suasana. Tragedi yang menimpa Affan harus menjadi pelajaran berharga agar insiden serupa tidak terulang kembali.

Menurutnya, arahan dari Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo harus menjadi pedoman bersama, yakni menjaga keamanan dan ketertiban nasional dengan cara-cara damai, tanpa kekerasan.

“Perbedaan pendapat harus disalurkan dengan cara yang damai dan bermartabat. Jangan sampai aksi menyuarakan aspirasi justru melahirkan korban jiwa dan merugikan bangsa dan negara,” tegas Rais Aam.

Seruan damai dari Rais Aam PBNU tanggapi aksi demonstrasi ini juga secara khusus ditujukan kepada seluruh warga Nahdliyin. KH Miftachul Akhyar meminta jajaran pengurus dan warga NU di berbagai tingkatan untuk ikut menenangkan situasi serta tidak melibatkan diri dalam kegiatan yang berpotensi anarkis.

“Mari kita jaga persaudaraan, keamanan, dan ketertiban. PBNU mengajak seluruh warga NU untuk menjadi peneduh di tengah masyarakat,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *