Faktabandung.id, NASIONAL – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan serangkaian kejadian bencana signifikan yang melanda berbagai wilayah di Indonesia dalam 24 jam terakhir. Laporan yang dihimpun sejak Jumat (8/8) hingga Sabtu (9/8) menunjukkan dominasi bencana kekeringan di tengah puncak musim kemarau, namun banjir juga terjadi di wilayah lain.
Di Provinsi Jawa Tengah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pemalang menerima laporan kesulitan air bersih dari warga di Desa Belik, Kecamatan Belik, dan Desa Penakir, Kecamatan Pulosari. Sumber mata air yang menyusut telah berdampak pada 667 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 3.766 jiwa.
“Merespon laporan warga, petugas BPBD Kabupaten Pemalang melakukan pendistribusian air bersih sebanyak enam tangki atau 35.000 liter air bersih pada Kamis (7/8). Adapun rincian pendistribusian antara lain, sebanyak tiga tangki ke Desa Penakir, dan tiga tangki untuk Desa Belik.”
Kejadian serupa juga melanda Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Warga di Desa Botolinggo, Kecamatan Botolinggo, mengalami kesulitan air bersih setelah sumber mata air mereka mengering akibat musim kemarau. Sedikitnya 213 KK terdampak oleh kondisi ini.
“Setelah melakukan pendataan, BPBD Kabupaten Bondowoso menurunkan dua unit truk tangki untuk mendistribusikan air bersih. Sebanyak dua tangki atau 10.000 liter air bersih dibagikan kepada warga terdampak pada Jumat (8/8).”
Sementara itu, bencana hidrometeorologi basah justru terjadi di bagian tengah Indonesia. Hujan dengan intensitas deras menyebabkan bencana kekeringan dan banjir di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Banjir merendam sedikitnya 58 rumah warga di Desa Korololama, Kecamatan Petasia, pada Sabtu (9/8) dini hari.
“Selain rumah warga, banjir juga merendam satu fasilitas pendidikan dengan Tinggi Muka Air (TMA) 30 hingga 50 sentimeter. BPBD Kabupaten Morowali Utara segera berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk melakukan pemantauan dan asesmen ke lokasi terdampak banjir. Hingga Sabtu pagi, hujan masih mengguyur dan sebagian rumah warga masih tergenang banjir.”
Petugas di Morowali Utara terus bersiaga dan mengimbau warga untuk waspada terhadap potensi kenaikan air, serta untuk sementara mematikan aliran listrik demi keselamatan bersama.
Menanggapi maraknya laporan kekeringan yang sering kali memicu kebakaran hutan dan lahan, BNPB mengambil langkah strategis.
“BNPB mendorong pendistribusian air bersih menggunakan mobil tangki air, pembuatan sumur bor dalam, hingga melaksanakan operasi modifikasi cuaca. Selain itu, pemerintah daerah juga diimbau untuk membangun infrastruktur seperti sumur resapan air, waduk hingga embung. Di sisi lain, kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi air dan tata cara pengelolaan air bersih yang bijak juga harus ditingkatkan.”
BNPB menegaskan bahwa mitigasi kekeringan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk meminimalkan dampak negatif dan menjaga ketersediaan air di masa depan.