Faktabandung.id, NASIONAL – Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, akhirnya angkat bicara mengenai arah karier politiknya di bawah pemerintahan baru. Dengan tegas, ia menyatakan komitmen penuh dan kesetiaannya untuk tegak lurus mendukung Presiden Prabowo Subianto, termasuk jika mendapatkan perintah untuk bergabung dengan Partai Gerindra.
Pernyataan tersebut menjadi jawaban atas spekulasi yang berkembang mengenai masa depan politiknya, terutama terkait kemungkinan merapat ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Budi Arie, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum relawan Pro Jokowi (Projo), menegaskan bahwa loyalitasnya kini sepenuhnya berada pada arahan Presiden Prabowo.
“Siap (gabung Gerindra). Semua yang diperintah presiden, kita siap. Kita tegak lurus dengan perintah presiden,” ujar Budi Arie saat ditemui di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Rabu, 6 Agustus.
Sikapnya ini semakin memperjelas posisinya dalam konstelasi politik saat ini. Ia kembali menekankan bahwa sebagai bagian dari kabinet, mengikuti instruksi presiden adalah sebuah keharusan.
“Ikut perintah Presiden Prabowo. Kita kan anak buahnya Pak Prabowo,” tegas Budi.
Sebelumnya, diskursus mengenai arah politik Budi Arie mencuat setelah candaan yang dilontarkan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam acara Kongres PSI di Solo, pada Minggu, 20 Juli lalu. Momen tersebut bahkan diunggah oleh Budi Arie melalui akun Instagram pribadinya, @budiariesetiadi.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo sempat berseloroh yang memancing tawa hadirin, menanyakan status politik sang menteri secara langsung.
“Menteri Koperasi, Saudara Budi Arie Setiadi. Masuk PSI ya kau? Bukan, hah? PSI atau Gerindra kau?” celetuk Prabowo saat itu.
Meskipun candaan tersebut terkesan santai, hal itu memicu berbagai interpretasi publik. Kini, dengan pernyataan resminya, Budi Arie Setiadi telah memberikan sinyal kuat bahwa ia siap menanggalkan afiliasi lamanya dan mengikuti arah kebijakan serta pilihan politik Presiden Prabowo. Keputusannya untuk tegak lurus mendukung Presiden Prabowo menjadi penanda era baru bagi relawan Projo di kancah perpolitikan nasional.
