PONTIANAK – Masyarakat Kalimantan Barat mendesak Polda Kalbar agar segera menyelidiki dan menyidik AS, sosok yang diduga kuat sebagai pemodal utama sekaligus aktor besar di balik bisnis pertambangan emas ilegal di wilayah tersebut.
Desakan ini muncul lantaran muncul dugaan bahwa AS mendapat perlakuan khusus sebagai satu-satunya pemain besar yang masih bebas beroperasi di tengah upaya penegakan hukum terhadap jaringan emas ilegal lain.
Ketua Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (GNPK) Kalbar, M. Rifal, menyebut pihaknya telah menerima banyak laporan dari warga mengenai aktivitas AS yang disebut mengendalikan praktik pertambangan emas ilegal secara masif di Kalimantan Barat.
“Mewakili masyarakat Kalbar, kami meminta Polda Kalbar melakukan penyelidikan serta penyidikan raja emas ilegal inisial AS. Kami sudah banyak menerima masukan dari masyarakat terkait masifnya jaringan AS melakukan pertambangan emas ilegal di wilayah Kalbar. Kami meminta Polda tidak melakukan tebang pilih,” tegas Rifal kepada Faktakalbar.id.
Seperti diketahui, jaringan SB dan adiknya LS telah ditindak. KPK sudah mengungkap jaringan SB, sementara LS kini dalam proses hukum di Polresta Pontianak setelah ditemukan 47 keping emas ilegal di wilayah tersebut.
Namun, menurut Rifal, aparat belum menyentuh AS sama sekali. Hal ini memunculkan kecurigaan bahwa tindakan hukum terhadap jaringan SB justru untuk memberi jalan kepada AS agar menjadi satu-satunya pemain dalam bisnis ilegal ini.
“Apabila AS tidak dilakukan penyelidikan dan penyidikan, maka dugaan masyarakat semakin kuat bahwa polisi hanya memberangus jaringan SB untuk memberi jalan dan mengukuhkan jaringan AS sebagai satu-satunya jaringan emas ilegal di Kalbar,” tambah Rifal.
Pendapat serupa juga disampaikan Uchok Sky Khadafi, Direktur Center of Budget Analysis (CBA). Ia menilai penindakan terhadap jaringan SB tidak murni sebagai penegakan hukum, melainkan sinyal adanya konflik antar kelompok besar di dunia tambang emas ilegal Kalimantan Barat.
“Saya melihat ini bukan sekadar penggerebekan biasa, tapi sinyal adanya perang antar bandar emas ilegal. Tapi kenapa cuma jaringan SB yang ditindak? Kenapa bandar besar lain seperti AS belum pernah tersentuh?” ujar Uchok kepada Faktakalbar.id.
Uchok juga menyebut bahwa inisial AS dikenal luas sebagai “Raja Emas Ilegal” di Kalbar. Namanya bahkan santer disebut di kalangan Mabes Polri dan Kejaksaan Agung, namun belum pernah diproses oleh aparat penegak hukum.
“Jajaran Polda Kalbar jangan tebang pilih. Tangkap juga AS! Dia ini sudah lama disebut-sebut di Jakarta, tapi tetap kebal. Kenapa? Ini yang harus dibuka,” tegas Uchok. (Tim)